Aku tau aku salah dengan
memasang wajah yang sama sekali tak bersemangat. Terlalu berat bagiku buk untuk
melihatmu begitu lelah dan letih namun tetap kau sembunyikan di balik wajah
yang syahdu. Tetap menunjukkan kebahagiaan menggendong seorang cucu walaupun
pundakmu terasa begitu sakit. Mata ini tak ingin lagi melihat beban yang harus
engkau pikul lagi buk. Hati ini akan selalu menjerit ketika wajah yang kupandang
menyimpan sejuta kelelahan. Aku tau buk naluri seorang ibu sekaligus nenek
takkan pernah tega melihat anak dan cucunya menderita. Namun mengapa mereka tak
mengerti bahwa engkau tak kan pernah mengatakan tidak jika mereka meminta.
Mengapa mereka tak peka betapa lelahnya jiwa dan ragamu untuk kembali menggendong. Buk aku tak tau
bagaimana mengungkapkan betapa besarnya rasa cinta dan sayangku padamu. Tak mau engkau
kesakitan. Tak ingin kau merasakan yang tak seharusnya engkau rasakan buk.
Jika boleh aku mengungkapkan secara jujur buk aku tak kan mungkin bisa bertahan hingga mereka menemukan tempat yang pantas bagi mereka buk. Dia sudah berkorban dulu jika sekarang giliranku untuk berkorban demi engkau dan keluarga ini aku ikhlas benar-benar ikhlas. Jika memang harus aku meninggalkan engkau dan keluarga yang sangat ku cintai ini buk semoga aku kuat, semoga aku berani dan semoga pengorbananku tak sia-sia.
Jika boleh aku mengungkapkan secara jujur buk aku tak kan mungkin bisa bertahan hingga mereka menemukan tempat yang pantas bagi mereka buk. Dia sudah berkorban dulu jika sekarang giliranku untuk berkorban demi engkau dan keluarga ini aku ikhlas benar-benar ikhlas. Jika memang harus aku meninggalkan engkau dan keluarga yang sangat ku cintai ini buk semoga aku kuat, semoga aku berani dan semoga pengorbananku tak sia-sia.
Buk apa yang aku lakukan
saat ini hanya karna aku terlalu menyayangimu hingga tak igin ada luka yang
bertambah lagi di hatimu buk. Aku tau aku salah telah mengabaikanmu namun itu
kulakukan karna aku tak ingin engkau mengetahui betapa sedihnya hatiku. Buk aku
hanya ingin engkau menikmati masa tuamu dengan bahagia menyaksikan aku dan
saudara-saudaraku menjadi orang-orang yang mampu mengangkat derajatmu.
Maavkan aku buk, ampuni aku rasa
sayangku yang berlebih kepadamu mebuatku mampu melakukan apapun agar tak ada
luka lagi di hatimu.Maavkan aku buk tak mampu aku membendung emosiku dan
menunjukkannya dalam setiap hariku. Maavkan aku, ampuni aku buk
1 Juni 2012
1 Juni 2012






0 komentar:
Posting Komentar